Sederhana

Can we just stay like this forever? Mungkin aku terlalu terpikat dengan kata sederhana. Bukan dari mobil ferrarinya yang mentereng menyilaukan. Bukan dari maha gantengnya aku terhipnotis. Kemanapun dia pergi dia menggunakan kedua kakinya yang kuat. Kemanapun ia melangkah dia menebarkan senyum manisnya ke horisontal cakrawala dunia. Senyum dan tatapannya yang sendu hingga menusuk sampai ke dalamlah yang membuatku untuk selalu ingin berdekatan dengannya. Meski rasa ini bukan satu atau dua detik semata namun aku masih di titik ini. Saat yang lain berjuang jatuh bangun mendapatkan cintanya. Aku masih termenung di lingkaran ini. Tidak terlalu dekat. Tidak juga terlalu jauh. Saat yang lain sudah berada di titik berharap mendapatkan perhatiannya. Aku masih berada di zona berharap dia sekali lagi memanggil namaku. Saat yang lain satu persatu mendekatinya. Aku hanya sanggup membisu memainkan kata di selembar kertas tentangnya.