Namanya juga Kenangan



Aku paham akan selalu ada pelangi setelah hujan badai. Aku tahu hujan bisa menghapus jejaknya. Aku yakin hujan sanggup menyeka air mata. Namun untuk saat ini terkadang memang aku masih tergoda untuk menari - nari dibawah rinai hujan sambil menanggis. Hmm iya, seperti saat menghitung bintang. Semuanya butuh waktu.

Seperti yang lain kamu datang saat seseorang itu pergi. Bedanya kamu begitu sabar menghapus luka lamaku. Kau tak pernah lelah menungguku. Kau tak pernah bosan memesonakanku. Dulu kamu tetap berdiri disini meski aku sudah bilang pergi. Kini saat aku merasa kamulah yang terbaik, saat kusadari bukan hanya sang illahi yang ada di relung hati mengapa kamu menjadi berbeda?

Aku mengerti tidak semua kisah ditakdirkan berakhir dengan indah. Apa yang kamu pikirkan tak lagi bisa kumengerti. Kemarin aku baru dibukakan mata kamu pergi bukan karena aku yang meminta. Namun kamu pergi memang untuk orang lain. Hatiku retak. Tangisku pecah. Bagaimanapun juga, kata yang tak sempat terucapkan hanya bisa kuwakilkan dengan air mata. Sungguh aku kenapa-napa. Aku butuh kamu, aku ingin kamu selalu disini, disampingku.

Kamu telah pergi. Melupakan semua hal tentang aku kamu saat masih bersama. Mengapa mudah bagimu melupakan semua cerita tentang kita? Kita yang membunuh waktu bersama. Kita yang saling mencari sebagai tempat berlari satu sama lain. Kita yang selalu bertengkar hanya karena kamu atau aku yang sedang sibuk dengan urusan lain. Kini aku seorang diri melawan sepi. Dibalik punggungmu aku bersembunyi. Lalu menanggis.

Di menit ini aku baru tahu bagaimana kamu yang sesungguhnya. Mungkin kamu sudah lelah dalam kepura-puraan. Lucu rasanya, Bagaimana bisa selama ini kamu berkata cinta kalo rasa itu sebenarnya tak ada?

Bagiku, kemarin kamu bagaikan secangkir cokelat panas di pagi hari yang bisa menghangatkan hariku. Namun sekarang mungkin secangkir cokelat panas ini telah dingin yang malah membuatku menggigil. Yaa aku sudah berjalan sejauh ini. Waktu yg telah mengobati luka ini.

Sekarang aku memang tak lagi merindukanmu hanya kadang aku ingin melihat wajahmu sebentar saja. Aku juga tak lagi ingin mendengar suaramu tapi terkadang hanya ingin melihat senyummu sekilas saja. Aku pun sudah tak lagi memikirkanmu hanya kadang aku masih mengingatmu sedikit saja. Apakah ini masih cinta ? tentu tidak. Namanya juga kenangan. Sekarang aku hanya ingin menunjukan diri bahwa aku telah sembuh dari luka.

 Aku dan kamu sekarang berjalan menyilang. Tanpa pernah menoleh satu sama lain. Dan tanpa berucap satu patahpun saat bertemu. Tadi pagi, aku sudah bisa berdiri tanpa menoleh tidak peduli entah kamu ada disitu atau tidak. Tidak peduli kamu melihatku atau tidak :')

Komentar

Posting Komentar

Terimakasih telah berkunjung :)
Mari tinggalkan jejak disini..