Arus Waktu

Apakah kita akan selalu seperti ini? Mengikuti arus waktu? Tidak melawan arus waktu?

Aku merangkai puzzle cerita hidup yang masih berantakan. Dan pada suatu waktu, aku melihatmu sesaat sedang mencari potongan perasaanku yang hilang. Aku lalu memutar waktu di dalam memoriku. Mencari kepingan - kepingan cerita yang mungkin pernah kita susun bersama. Tentang kisah masa lalu. Adakah?

Berkali - kali aku mencari. Tapi tak ada apa - apa disana. Aku memang melihatmu, tersenyum tapi tanpa makna. Kisah kita memang tak pernah ada. 

Kita hanya kenalan yang saling melempar senyum sederhana ketika tak sengaja bertatap mata. Menyesal? Tidak, sebaliknya aku malah bersyukur. Aku pernah bertekad tak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kau paham maksudku, benar kan?

Sebenarnya ini rahasia. Rahasia kecil yang sekarang sudah bukan rahasia lagi. Dulu aku pernah mengagumimu. Hanya saja dunia kita seolah bertabrakan. Aku sibuk dengan duniaku. Kau pun sibuk dengan duniamu. Seiring waktu aku jadi lupa padamu.

Orang bilang, waktu adalah tersangka paling cerdik. Disembunyikannya kerahasiaan begitu rapat lalu saat tiba saatnya ia bisa membongkar muat rahasia - rahasia itu hingga segalanya jadi tersingkap. Begitu juga dengan rahasia kita.

Aku mendengarmu saat kau bercerita. Diam - diam kau juga mendengarku saat aku bercerita. Lalu entah bagaimana kita dibuat tahu tentang rahasia - rahasia baik itu. Rupanya kita ini pandai untuk berpura - pura saling tidak peduli. Kadang aku gemas dan tersenyum geli, melihat kita yang seperti ini. Harus ku sebut apa? Manis, bukan?

Waktu memang tak memberitahu segalanya tentang dirimu. Aku pun tak bisa membaca apa yang kau pikirkan. Aku juga tak tahu apa yang sedang menghantuimu. Mungkinkah ketakutan kita sama?

Beberapa waktu lalu, meski kau bilang tidak. Aku tahu kau sedang marah. Mungkin padaku atau entah pada apa. Bagaimana aku bisa mengerti? Kita bahkan belum pernah berbicara dengan benar dan lepas.

Sungguh, aku tak bermaksud untuk mengungkap kisah ini. Mungkin waktu membuat kita terlalu cepat bertemu, atau memang sudah selayaknya begitu? Bukankah semua memang ada waktunya masing - masing?

Kisah ini sangatlah seru. Walaupun banyak tantangan dan sedihnya. Tapi karena kamu, membuat hari - hariku jadi menyenangkan. Tidak hanya hatimu, hatiku pun berdebar gelisah. Menanti waktu memberiku kabar baik untuk sebuah perjumpaan.

Mungkinkah sang waktu akan membawa kita mempunyai kisah - kisah baru di lain waktu? Kuharap begitu.

Aku ingin menyelesaikan puzzle cerita ini, mungkin bersamamu. Tapi jika tidak pun, aku masih bisa menyusunnya sendiri.

Sejujurnya aku masih punya satu rahasia lain. Dan rahasia itu mungkin bisa membuatmu tertawa. Tapi kan kubiarkan waktu saja yang mengungkapnya sendiri. Semoga engkau selalu dalam lindungan-Nya.

Before you make my heart a home. Please let me love you on my own..

Komentar