Ramadhan
Dari dulu setiap mendengar kau akan tiba debar jantungku selalu kegirangan. Waktu kecil aku memang tak tahu makna kehadiranmu yang sesungguhnya. Aku suka padamu karena di bulan itu suasana kampungku jadi menyenangkan. Semua orang entah kenapa akan lebih rajin mengaji. Masjid ataupun mushola mendadak jadi ramai. Teman - teman sebayaku juga ikut bersemangat beribadah. Aku pun tak ingin kalah. Meski sebenarnya aku begitu bersemangat demi untuk mengisi buku kegiatan bulan ramadhan ku. Tapi masa kecil ku bersama denganmu memang masa yang paling seru.
Sekarang aku sudah tumbuh dengan baik seperti manusia lain. Aku sudah cukup mengerti bahwa hidup ini begitu rumit. Aku juga sudah paham jika kau datang berati aku masih diberi kesempatan untuk meraih pengampunan dan meningkatkan ketakwaan ku kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Meski kau tak pernah memberi tahuku, aku pun paham dengan sendirinya, jika nikmat yang paling besar adalah bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh ketika bersamamu.
Seperti tahun lalu, tahun ini pun aku akan menganggap pertemuan kita nanti adalah pertemuan terakhirku denganmu. Dengan begitu kuharap hal itu bisa menjadi alasan pembenaran untukku agar aku bisa menjadi perempuan yang baik seperti harapanmu, Ramadhan.
Sekarang aku sudah tumbuh dengan baik seperti manusia lain. Aku sudah cukup mengerti bahwa hidup ini begitu rumit. Aku juga sudah paham jika kau datang berati aku masih diberi kesempatan untuk meraih pengampunan dan meningkatkan ketakwaan ku kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Meski kau tak pernah memberi tahuku, aku pun paham dengan sendirinya, jika nikmat yang paling besar adalah bisa berkumpul dengan keluarga yang utuh ketika bersamamu.
Seperti tahun lalu, tahun ini pun aku akan menganggap pertemuan kita nanti adalah pertemuan terakhirku denganmu. Dengan begitu kuharap hal itu bisa menjadi alasan pembenaran untukku agar aku bisa menjadi perempuan yang baik seperti harapanmu, Ramadhan.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung :)
Mari tinggalkan jejak disini..