Akhir Kisah

Jika ibarat sebuah buku, kau adalah halaman favorit ku. Dimana aku menggaris bawahi kalimat tertentu pada sebuah alenia panjangmu. Kau membuat pembaca menerka - nerka perihal seseorang yang sedang kau kisahkan. 

Mungkin banyak dari mereka bertanya - tanya lantas menyimpulkan sendiri lalu keliru mengartikan maksud tulisan - tulisanmu yang sebenarnyaAh, maafkan.. Aku adalah salah satu pembaca yang keliru itu. Dan sekarang aku baru mengerti jika kau memang tak pernah memberiku alasan untuk tetap tinggal. Barangkali memang bukan aku seseorang yang engkau tuju.

Aku sudah memaafkan diriku sendiri agar selalu bisa berterimakasih pada hidup. Walau terkadang hatiku masih bertanya - tanya. Bagaimana bisa aku keliru dengan semua yang kau tulis itu? 

Pada akhirnya kisah ini berakhir dengan tidak baik, tetapi tidak buruk juga. Paling tidak belum terlambat untuk menyadari jika harapan itu cuma aku sendiri yang ciptakan. Bodoh memang.

Seandainya bisa, ingin sekali aku memutar waktu di waktu aku bisa memperbaiki semua tragedi ini. Agar kau dan aku masih bisa bertegur sapa seperti layaknya teman biasa. Maaf, aku belum mengatakan hal yang seharusnya ku katakan sejak pertama kali kau menyapa, selamat tinggal pencerita favoritku.

Komentar