Sepasang Mata

Pagi itu, ada sepasang mata yang berhasil menarik perhatian ku.

Meskipun terkena sengatan matahari atau sesak asap deru kota, pemilik mata itu tetap berdiri tegak di tengah arus lalu lintas yang selalu di padati kendaraan. Seperti sudah begitu ahli, ia dengan mudah mengatur laju pengendara - pengendara lain yang hendak berganti arah atau menyeberang jalan.

Kalau diperhatikan mungkin usianya sebaya dengan adikku yang masih duduk di bangku SMP. Seharusnya anak seusia itu sedang berada di sekolah sekarang. Bukan malah berdiri disana untuk mencari mata pencaharian.

Dari matanya, sekejap aku bisa merasakan perasaan yang selama ini ia simpan sendirian. Dia yang begitu tegar dalam beratnya cobaan, sabar dalam menahan rasa sakit, dan tetap tersenyum meski hidup telah memberinya rasa pahit.

Ah, aku tak lagi bisa berkata - kata. Bus kota yang sedang kutumpangi pun membuat ia semakin jauh dari pandangan mata. Di sisa perjalanan itu aku jadi merenungkan banyak hal.

Komentar