Cerita Kesunyian
Ruang ICU, RSUD Tarakan, Jakarta.
Sendiri memang tak selalu berati sepi. Aku sudah terbiasa sendiri bahkan ketika kemarin harus pergi ke IGD sekalipun. Ketika sendiri banyak cerita lucu atau pelajaran yang selalu bisa kuambil. Tapi sendiri bukan karena aku suka menantang diri atau mandiri. Aku hanya tak punya seseorang yang bisa kuajak untuk menemani. Kemanapun aku selalu saja berjalan sendirian dan menyimpan semua rahasia itu seorang diri.
Beberapa hari lalu mendadak aku sangat kesepian. Rasa sepi yang begitu mendalam. Sepanjang hari hanya bayangan yang kujadikan sebagai teman. Aku tak bisa pergi kemana - mana, aku tak punya teman bicara, aku bosan sendirian. Waktu berjalan begitu lambat. Seringkali waktu menemukan aku terkapar menjadi orang lain. Selain DBD apa aku juga mengidap penyakit medis kesepian?
Di depanku ada pemandangan kota yang mempesona. Tapi hidup seperti berhenti dan aku hanya sendiri di bumi ini. Semua hal seolah berhenti dan menghilang. Hari itu aku menyadari satu hal, jasadku telah terlupakan.
Aku merindukan seseorang yang entah siapa. Aku mencari jalan dimana aku bisa mengingatnya lagi. Rasanya aku pernah memikirkan seseorang dan tak bisa berhenti memikirkannya. Katanya, tak ada yang namanya rindu jika kau masih memilih membisu. Barangkali aku hanya lelah bersembunyi dan sangat ingin ditemukan.
Di luar ibukota begitu bising. Tidak ada yang tahu, jika malam itu ada seseorang yang bekerja keras menyembunyikan kesedihan yang membuncah hebat.
Aku tersenyum. Tapi semua ini hanya perihal bagaimana kita tetap bersyukur dengan segala apa yang bisa kita jejaki. Walau hanya sebatas, jantung kita masih bisa berdetak.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung :)
Mari tinggalkan jejak disini..