Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Akhir Kisah

Jika ibarat sebuah buku, kau adalah halaman favorit ku. Dimana aku menggaris bawahi kalimat tertentu pada sebuah alenia panjangmu. Kau  membuat pembaca menerka - nerka perihal seseorang yang sedang kau kisahkan.   Mungkin banyak dari mereka bertanya - tanya lantas menyimpulkan sendiri lalu keliru mengartikan maksud tulisan - tulisanmu yang sebenarnya .  Ah, m aafkan.. Aku adalah salah satu pembaca yang keliru itu. Dan sekarang a ku baru mengerti jika kau memang tak pernah memberiku alasan untuk tetap tinggal. Barangkali memang bukan aku seseorang yang engkau tuju. Aku sudah memaafkan diriku sendiri agar selalu bisa berterimakasih pada hidup. Walau terkadang hatiku masih bertanya - tanya.  Bagaimana bisa aku keliru dengan semua yang kau tulis itu?  Pada akhirnya kisah ini berakhir dengan tidak baik, tetapi tidak buruk juga.  Paling tidak belum terlambat untuk menyadari jika harapan itu cuma aku sendiri yang ciptakan. Bodoh memang. Seandainya bisa...

Nostalgia

Di bawah langit malam aku dipertemukan kembali dengan teman - teman yang dulu pernah berjuang bersama.  Duduk bersama membuat banyak sekali cerita yang terbagikan. Ada yang sudah menemukan orang baik dan berencana untuk menikah. Ada yang ditemukan orang baik dan berencana juga untuk menikah. Ada juga yang masih setia memperjuangkan orang yang sama. Dan yang paling menyedihkan, ada yang saat ini harus belajar mengikhlaskan. Dan saat giliranku ditanya bagaimana kisah ku, ah.. ku hanya bisa tersenyum dan menelan ludah. Yang jelas, aku sedang menunggu seseorang yang baik pilihan-Nya. Hehe. Terakhir, ada perubahan baik dari seorang teman yang membuatku berdecak kagum. Rupanya dia sungguh - sungguh. Rasanya aku pun juga harus bersiap - siap. Bismillah :')

Sepasang Mata

Pagi itu, ada sepasang mata yang berhasil menarik perhatian ku. Meskipun terkena sengatan matahari atau sesak asap deru kota, pemilik mata itu tetap berdiri tegak di tengah arus lalu lintas yang selalu di padati kendaraan. Seperti sudah begitu ahli, ia dengan mudah mengatur laju pengendara - pengendara lain yang hendak berganti arah atau menyeberang jalan. Kalau diperhatikan mungkin usianya sebaya dengan adikku yang masih duduk di bangku SMP. Seharusnya anak seusia itu sedang berada di sekolah sekarang. Bukan malah berdiri disana untuk mencari mata pencaharian. Dari matanya, sekejap aku bisa merasakan perasaan yang selama ini ia simpan sendirian. Dia yang begitu tegar dalam beratnya cobaan, sabar dalam menahan rasa sakit, dan tetap tersenyum meski hidup telah memberinya rasa pahit. Ah, aku tak lagi bisa berkata - kata. Bus kota yang sedang kutumpangi pun membuat ia semakin jauh dari pandangan mata. Di sisa perjalanan itu aku jadi merenungkan banyak hal.

Paling Baik

Mungkin kita pernah bermimpi dengan mimpi yang sama. Kelak kita akan berjalan beriringan dalam hidup. Membangun keluarga kecil yang manis dengan banyak suara anak kecil yang tertawa dan menangis. Dan jika ada masalah datang, kita akan semakin erat bergandengan tangan. Tak perlu lagi berkata - kata, sebab tanganmu yang menggenggam tanganku sudah menjelaskan segalanya. Mungkin kita juga pernah memiliki ketakutan yang sama. Kelak kita malah berjalan saling memunggungi. Lelah dengan perasaan masing - masing lalu mencari atau menemukan kebahagiaan yang lain. Dan akhirnya kita saling melukai perasaan satu sama lain. Mungkin, belakangan ini aku memang sedang sengaja menghindarimu. Mencoba melupakan semua mimpi sekaligus ketakutan itu.  Ingin sekali aku mencuri sedikit rahasia-Nya. Seperti apakah yang tertulis disana? Benarkah kita akan dipersatukan? Benarkah ada harapan? Terkadang aku lupa, kita pasti akan baik - baik saja dengan apapun ketentuan takdir-Nya. Matahari pagi masi...

Al-‘Afuw, Al-Ghofur

إنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun ”  (QS al-Hajj: 60) "Ya Rabb ku, maafkan aku... "