Penyesalan
Untuk kesekian kalinya. Di waktu yang sama, halte yang sama, menunggu bis dengan jurusan yang sama kami berjumpa. Kami berdua berdiri berdekatan karena memang bangunan halte yang letaknya membelah jalan raya ini begitu sempit. Bentuk haltenya seperti lorong memanjang. Kira - kira hanya cukup dilalui untuk dua orang yang berjalan beriringan. Karena banyaknya orang berlalu lalang kami jadi berdiri berdekatan dan tidak menutup kemungkinan lambat laun kami bisa menjadi akrab bukan? Karena dia aku selalu menanti jam pulang kerja, lewat pukul lima sore tepatnya. Setiap berjalan pulang menuju halte ada perasaan gelisah di dalam dada. Entah gelisah karena apa. Setelah tiba di halte dan belum kudapati sosok dirinya, aku jadi makin gelisah. Lalu saat akhirnya kudapati sosok dirinya rasa gelisah itu berubah jadi rasa tenang. Aku seolah mempunyai seorang teman seperjalanan. Teman yang menemaniku dalam sebuah perjalanan asing di jalanan kota. Meski kami tak pernah bertegur sapa atau b...